
Bunyinya sih tak beda jauh dari terompet yang biasa dipakai waktu malam tahun baruan atau waktu PSMS main di Stadion Teladan. Tapi, ketika berbunyi berbarengan sestadion, suaranya luar biasa bising.
Nah, jadilah Vuvuzela kontroversial. Ada yang bilang Vuvuzela bisa merusak pendengaran, karena bunyi bising konstan menderu gendang telinga. Ada juga yang khawatir tak bisa mendengar pengumuman bila, amit-amit, stadion harus dievakuasi. Ruth MecNerney, dokter asal Inggris, kepada AP mengatakan Vuvuzela berpotensi menyebarkan virus demam dan flu, "Mengingat banyaknya udara yang ditiupkan lewat vuvuzela," kata dia.

Kata Sorensen, apa pun yang ia teriakkan kepada para bek tak bisa terdengar. Bermain untuk Stoke City di Inggris, ia sudah terbiasa dengan kebisingan chant para pendukung. Tapi Vuvuzela, wah beda lagi. Ah, mungkin itu sebabnya dua kali bola nyelonong ke gawangnya saat melawan Belanda (hehehehe...) LOL.
Tapi, keinginan sejumlah pihak untuk menyingkirkan bahkan melenyapkan Vuvuzela dari ritual Piala Dunia, setidaknya di Afrika Selatan, segera pupus. Dengan alasan Vuvuzela adalah ikon sepakbola setempat, maka Presiden FIFA Sepp Blatter pun menegaskan menolak permintaan melarang vuvuzela.
Jadi, saya dan anda harus bersabar ketika saat nonton bareng ada teman yang berkata, "suara apa sich tu?? bising amat??"
nah, anda cukup menjawab dengan tenang, "Vuvuzela bro, terompet Afrika..."
Have a good day all..
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar